Promosi Kesehatan Sebagai Upaya Peningkatan Pengetahuan Remaja Tentang Pernikahan Dini

Latar Belakang: Pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi menjadi pedoman bagi remaja untuk berperilaku sehat serta bertanggung jawab. Kurangnya pengetahuan serta pemahaman pada remaja akan mengakibatkan perilaku yang berisiko. Remaja di seluruh dunia mengalami pubertas lebih cepat dan mereka melakukan aktivitas seksual pada usia yang lebih muda sehingga mengakibatkan remaja tersebut harus menikah dini. Promosi kesehatan merupakan suatu kegiatan
yang digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada individu, kelompok maupun masyarakat. Berbagai jenis media dan metode dapat digunakan untuk memberikan informasi seperti diskusi kelompok, leaflet, booklet, audiovisual atau
film serta mentoring.
Tujuan Penelitian: Study Literature untuk mengetahui pengaruh promosi kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan tentang pernikahan dini pada remaja.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan tinjauan pustaka dengan tema Promosi Kesehatan Sebagai Upaya Peningkatan Pengetahuan Remaja Mengenai Pernikahan Dini.
Hasil: Hasil dari penelitian tujuh jurnal yang menggunakan metode dan media promosi kesehatan berupa diskusi kelompok, leaflet, booklet, power point, ceramah, audiovisual atau film, serta mentoring mendapatkan p-value 0.00 yang berarti metode tersebut efektif untuk meningkatkan pengetahuan sebelum dan sesudah pada remaja mengenai pernikahan dini.
Kesimpulan: Metode dan media promosi kesehatan yang menggunakan diskusi kelompok, leaflet, booklet, ceramah, audiovisual atau film, serta mentoring efektif untuk meningkatkan pengetahuan sebelum dan sesudah pada remaja mengenai pernikahan dini. Film lebih efektif dibandingkan dengan metode dan media lainnya dikarenakan memiliki beberapa aspek antara lain seperti mudah dipahami karena
mengambarkan realita secara langsung, lebih menarik dan tidak membosankan sehingga mampu mengoptimalkan proses pembelajaran dengan hasil pre-test kelompok eksperimen yaitu 80% berpengetahuan buruk dan 20% berpengetahuan baik, sedangkan pengetahuan kelompok kontrol 92% berpengetahuan buruk dan 8% berpengetahuan baik. Pengetahuan pada kelompok eksperimen sesudah diberikan intervensi yaitu 100% responden berpengetahuan baik, untuk kelompok kontrol sebanyak 84% berpengetahuan buruk dan 16% berpengetahuan baik.