Gambaran Self-efficacy Dan Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Menghadapi Bencana Gunung Meletus Di Kelurahan Kepuharjo Cangkringan Sleman

Latar Belakang: Bencana Gunung Meletus merupakan peristiwa yang dapat mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat serta lingkungan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam mengurangi risiko bencana adalah dengan meningkatkan kesiapsiagaan. Perubahan perilaku kesiapsiagaan
masyarakat juga dipengaruhi oleh self-efficacy ketika menghadapi bencana.
Tujuan: Mengetahui gambaran self-efficacy dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana gunung meletus di Kelurahan Kepuharjo Cangkringan Sleman.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif dengan sampel berjumlah 144 responden, menggunakan probability sampel dengan teknik pengambilan sampel stratified random sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner general self-efficacy versi Indonesia dengan konteks bencana dan kuesioner kesiapsiagaan bencana gunung meletus.
Hasil: Pada penelitian ini mayoritas berjenis kelamin perempuan 78 responden (54,2%), usia 17-25 tahun 47 responden (32,6%), pendidikan SMA/K 82 responden (56,9%), dan sudah pernah terpapar sumber informasi 89 responden (61%). Gambaran tingkat self-efficacy mengenai bencana gunung meletus berada pada kategori tinggi 90 responden (62,5%). Gambaran kesiapsiagaan pada aspek rencana tanggap darurat dengan kategori baik 79 responden (54,9%), aspek pengetahuan dengan kategori baik 137 responden (95,1%), aspek sistem peringatan bencana dengan kategori baik 126 responden (87,5%), dan aspek mobilisasi sumber daya dengan kategori baik 135 responden (93,8%).
Kesimpulan: Mayoritas masyarakat memiliki tingkat self efficacy yang baik, dan tingkat kesiapsiagaan dalam aspek rencana tanggap darurat yang baik, aspek pengetahuan yang baik, aspek sistem peringatan bencana yang baik, serta aspek mobilisasi sumber daya yang baik.