Uji Perbandingan Etanol dan Metanol Sebagai Pelarut Ekstraksi Daun Kayu Bulan (Pisonia alba Span.) Terhadap Aktivitas Antioksidan dengan Metode DPPH dan ABTS

Latar Belakang: Kayu bulan atau yang disebut juga kol banda merupakan tanaman hias yang tersebar luas di dalam maupun luar Indonesia, kayu bulan juga memiliki berbagai khasiat salah satunya adalah antioksidan. Untuk mendapatkan efek
farmakologi tersebut dilakukan ekstraksi zat aktif dari daun kayu bulan, banyaknya kandungan zat aktif seperti fenolik dan flavonoid dalam suatu ekstrak dapat dipengaruhi oleh pelarut saat ekstraksi. Berdasarkan prinsip “like dissolve like” suatu pelarut akan melarutkan senyawa yang memiliki kemiripan sifat polaritasnya.
Tujuan Penelitian: Melihat bagaimana pengaruh perbedaan pelarut ekstraksi metanol dan etanol daun kayu bulan (P. alba Span.) terhadap aktivitas antioksidan dengan uji DPPH dan ABTS.
Metode: Sampel diekstraksi dengan metode maserasi dengan pelarut metanol dan betanol. Dua ekstrak kental tersebut kemudian diuji kandungan antioksidannya menggunakan dua metode yakni metode DPPH dan ABTS yang ditentukan dengan
parameter IC₅₀. Dan dilakukan analisis statistik dengan SPSS.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian nilai IC₅₀ dari ekstrak metanol dan etanol daun kayu yang dianalisis dengan metode DPPH sebesar 753,9475±14,6992 ppm untuk ekstrak metanol dan 911,4366±6,8834 ppm untuk ekstrak etanol. Hasil IC₅₀ metode
ABTS untuk ekstrak metanol adalah 159,4926±4,1463 ppm dan 188,0796±2,9727 ppm untuk ekstrak etanol daun kayu bulan. Aktivitas antioksidan pada ekstrak metanol dan etanol daun kayu bulan dengan uji DPPH tergolong sangat lemah dan aktivitas antioksidan pada ekstrak metanol dan etanol daun kayu bulan dengan uji ABTS tergolong sedang.
Kesimpulan: Ekstrak metanol memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan ekstrak etanol daun kayu bulan yang dibuktikan dengan nilai IC₅₀ baik uji dengan metode DPPH ataupun ABTS namun tidak berbeda signifikan yang
dilihat dari nilai signifikansi >0,05.