Analisis Deksametason Pada Jamu Serbuk Pegal Linu Yang Dijual Di Pasar Kota Yogyakarta

Latar Belakang: Obat tradisional ialah bahan ataupun bahan baku yang asalnya dari bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), maupun gabungan dari sejumlah bahan tersebut, serta dapat diaplikasikan sesuai
standar masyarakat. Salah satu obat tradisional yang masih banyak diminati masyarakat adalah jamu, terutama jamu pegal linu. Ketertarikan masyarakat dengan jamu sering dimanfaatkan oleh pengusaha jamu yang kerap kali memasukkan bahan kimia obat (BKO) untuk meningkatkan keuntungan. Adapun BKO yang paling banyak ditambahkan ke dalam jamu pegal linu yaitu deksametason. Transaksi jual beli di pasar tradisional sangat jarang diawasi oleh pemerintah pengelola pasar sehingga jamu yang dijual memiliki potensi ditambahkannya BKO deksametason ke dalam produk jamu pegal linu.
Tujuan: Untuk menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif kandungan deksametason yang ada pada jamu pegal linu.
Metode: Jenis penelitian ini secara non eksperimental deskriptif dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak dua puluh dua jamu serbuk pegal linu dengan berbeda merek. Analisis sampel dilakukan dengan metode Reaksi Warna Salkowski, Kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotometri UV-Vis.
Hasil: Hasil penelitian diperoleh dua sampel jamu yang positif mengandung deksametason yang dianalisis secara kualitatif dengan Reaksi Warna Salkowski dan Kromatografi Lapis Tipis serta hasil analisis kuantitatif dengan Spektrofotometri UV-Vis diperoleh nilai kadar deksametason masing-masing sebesar 2,8321 ± 0,1543 %b/v dan 2,4774 ± 0,1578 %b/v.
Kesimpulan: Terdapat kandungan bahan kimia obat deksametason dalam sampel jamu pegal linu dengan masing-masing kadar sebesar 2,8321 ± 0,1543 %b/v dan 2,4774 ± 0,1578 %b/v.