Pelatihan Relaksasi Otot Progresif Untuk Meningkatkan Quality Of Life Konselor PUSPAGA Kalurahan Margoagung

PUSPAGA menyediakan layanan program konseling bagi anak dan keluarga untuk mewujudkan kota layak anak, Hasil identifikasi masalah dilapangan didapatkan fakta bahwa konselor yang berada di PUSPAGA Kalurahan Margoagung merupakan pembantu masyarakat sosial, banyaknya tugas yang
diemban seringkali membuat para konselor ini kelelahan baik secara fisik maupun emosi sebagai gejala yang mengiringi adanya burnout dan stress kerja yang berpengaruh pada kualitas hidup konselor. Quality of life menjelaskan mengenai kualitas hidup profesional dalam melakukan pekerjaan, yang terdiri dari dua aspek. Compassion Satisfaction (CS) merupakan aspek positif dimana individu
mampu merasakan perasaan positif, altruisme terkait perkerjaannya dan Compassion Fatigue (CF) yang merupakan aspek negatif, dimana konselor merasa tidak nyaman dalam menjalankan pekerjaannya yang berujung pada gejala Burnout dan Secondary Traumatic Stress (STS) untuk dapat meningkatkan quality of life konselor maka diberikan relaksasi otot progresif. Relaksasi otot progresif memiliki prinsip kerja dengan sengaja menegangkan otot kemudian spontan melakukan peregangan pada kelompok otot tertentu sehingga memberikan perasaan rileks pada konselor. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh efektivitas relaksasi otot progresif dalam meningkatkan quality of life konselor PUSPAGA Kalurahan Margoagung. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimen dengan desain penelitian menggunakan quasi eksperiment prepost test without control group yang diberikan pada 25 konselor sebagai karakteristik subjek yang diambil secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan skala Professional Quality Of Life (ProQOL) yang dibuat oleh Stamm (2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh efektivitas pemberian relaksasi otot progresif terhadap quality of life konselor khususnya pada dimensi negatif Compassion Fatigue yang terdiri dari Burnout dan Secondary Traumatic Stress. Hal ini didasarkan pada perbedaan rata-rata hasil post-test yang berbeda secara signifikan pada dimensi tersebut, dimana setelah pemberian relaksasi otot konselor memiliki nilai skor Professional Quality Of Life yang lebih rendah.