KETERBUKAAN DIRI REMAJA DENGAN KELUARGA BROKEN HOME

Latar Belakang: Broken Home dapat diartikan sudah tidak lengkapnya struktur
keluarga yang disebabkan oleh beberapa hal. Adapun dampak negatif broken home
terhadap remaja yaitu dapat mempengaruhi keterbukaan diri remaja. Keterbukaan
diri atau pengungkapan diri sangat penting dalam interkasi sosial seseorang, dan
seorang remaja yang memiliki keterbukaan diri rendah akan kesulitan untuk
berinteraksi dengan lingkungan, sebaliknya remaja dengan keterbukaan diri yang
tinggi akan sangat mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan.
Tujuan: Mengetahui keterbukaan diri remaja dengan keluarga broken home di
Panti Asuhan Yatim Putra Muhammadiyah Yogyakarta.
Metode: Metode penelitian ini menggunakan studi deskriptif kuantitaif. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data diambil menggunkan
kuesioner self-disclosure dengan jumlah responden sebanyak 35 remaja. Analisis
data yang digunakan yaitu distribusi frekuensi.
Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden berada pada
kelompok remaja pertengahan yaitu (91,4%) dan sebagian besar berada pada
tingkat keterbukaan diri tinggi sebanyak (45,7%).
Kesimpulan: Tingkat keterbukaan diri remaja di Panti Asuhan Yatim Putra
Muhammadiyah termasuk dalam tingkat keterbukaan diri tinggi.