Siti Nurul Hidayah, - and Sis Wuryanto, - (2022) Analisis Ketidaktepatan Kode Diagnosis pada Klaim BPJS. Diploma thesis, Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
Judul_191204095_Siti Nurul Hidayah_RMIK.pdf
Download (99kB)
ABSTRAK_191204095_Siti Nurul Hidayah_RMIK.pdf
Download (139kB)
BAB I_191204095_Siti Nurul Hidayah_RMIK.pdf
Download (91kB)
BAB II_191204095_Siti Nurul Hidayah_RMIK.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (102kB)
BAB III_191204095_Siti Nurul Hidayah_RMIK.pdf
Download (99kB)
BAB IV_191204095_Siti Nurul Hidayah_RMIK.pdf
Download (153kB)
BAB V_191204095_Siti Nurul Hidayah_RMIK.pdf
Download (29kB)
BAB VI_191204095_Siti Nurul Hidayah_RMIK.pdf
Download (14kB)
DAFTAR PUSTAKA_191204095_Siti Nurul Hidayah_RMIK.pdf
Download (152kB)
Lampiran_191204095_Siti Nurul Hidayah_RMIK.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (1MB)
Plagiarisme_191204095_Siti Nurul Hidayah_RMIK.pdf
Download (76kB)
Abstract
Latar Belakang : Coding diagnosis merupakan salah satu sistem pengodingan yang digunakan dalam proses klaim BPJS menggunakan sistem INA-CBGs. Peran coder sangat menentukan keberhasilan proses klaim BPJS. Ada berbagai permasalahan apabila kode diagnosis tidak tepat, diantaranya terdapat perbedaan tarif antara tarif INA-CBGs dengan tarif rumah sakit dan pengembalian berkas klaim dari BPJS ke rumah sakit.
Tujuan : Untuk mengetahui persentase dan faktor penyebab ketidaktepatan kode diagnosis pada klaim BPJS.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode literature review dari jurnal yang dipublikasi pada tahun 2021. Data dikumpulkan dari satu database yaitu menggunakan google scholar. Kata kunci yang digunakan adalah “Accuracy code diagnosis” and “Claim BPJS”.
Kesimpulan : Dari lima jurnal yang dianalisis, hasilnya menunjukkan persentase ketidaktepatan kode diagnosis jurnal [1] 31,4%; jurnal [2] 28,77%; jurnal [3] 13,33%; jurnal [4] 34%; dan jurnal [5] 78,3%. Kemudian untuk faktor penyebab
ketidaktepatan kode diagnosis pada klaim BPJS dari kelima jurnal tersebut, diantaranya kurangnya pengetahuan petugas coder, dianosis tidak sesuai dengan istilah pada ICD-10, ketidakkonsistenan penulisan diagnosis, tulisan dokter yang
sulit dibaca, penggunaan singkatan yang tidak sesuai standar, pengisian rekam medis tidak lengkap, dan tidak adanya SPO tentang pengodean klaim BPJS.
Saran : Sebaiknya setiap rumah sakit menyusun SPO terkait pengodean pada klaim BPJS serta pengetahuan dan keterampilan coder ditingkatkan untuk dapat menentukan kode diagnosis dengan tepat dan akurat sesuai pedoman ICD-10 dan BA Kesepakatan Bersama BPJS untuk mengatasi permasalahan pengodean pada INA-CBGs.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kode Diagnosis, Klaim BPJS |
Subjects: | R Medicine > RZ Medical Record and Health Information |
Divisions: | Faculty of Medicine, Health and Life Sciences > School of Medicine |
Depositing User: | Mrs Tiara DP |
Date Deposited: | 30 Jan 2024 07:24 |
Last Modified: | 30 Jan 2024 07:24 |
URI: | https:///id/eprint/1635 |