Gambaran Efek Samping Terapi Antiretroviral Dan Kepatuhan Pada Pasien HIV Di RSUD Prabumulih Sumatera Selatan

Latar Belakang: Sama seperti obat lainnya, terapi antiretroviral juga memiliki beberapa efek yang harus dialami oleh pasien baik ringan maupun berat. Tingkat
toksisitas antiretroviral bisa digolongkan dalam 4 keadaan, yaitu reaksi ringan, reaksi sedang, reaksi berat, dan reaksi berat yang mengancam jiwa dengan tanda serta gejala yang berbeda.
Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui gambaran efek samping terapi antiretroviral dan kepatuhan pada ODHA di RSUD Prabumulih Sumatera Selatan.
Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan cross sectional. Sebanyak 64 ODHA yang diambil dengan pendekatan purposive sampling dengan kriteria inklusi ODHA yang sejak awal berobat di RSUD Prabumulih Sumatera Selatan, serta ODHA yang memiliki catatan rekam medis lengkap. Efek samping antiretroviral dan kepatuhan antiretroviral diukur dengan lembar observasi data dari rekam medis pasien HIV. Lembar observasi dibuat sendiri oleh peneliti yang berpedoman pada Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia tentang pedoman Antiretroviral Nomor 87 Tahun 2014 yang telah valid dan reliabilitas analisis data menggunakan uji statistik deskriptif.
Hasil: Menunjukan sebagian besar sampel berusia 26-35 tahun (78,1%), laki laki (71,9%), pendidikan SMA (67,2%) dan stadium 1 (84,4%). Efek samping terapi antiretroviral yang dirasakan sebagian besar pada derajat 1 (51,6%) dan tingkat
kepatuhan terapi antiretroviral sebagian besar patuh minum antiretroviral (89,1%). Hasil tabulasi silang menunjukan pasien yang mengalami efek samping derajat 1 semuanya patuh dalam mejalankan terapi antiretroviral (100%).
Kesimpulan:ODHA di RSUD Prabumulih memiliki tingkat efek samping derajat 1 dengan tingkat kepatuhan terapi antiretroviral yang tinggi.