KETEPATAN KODE DIAGNOSIS KASUS MUSKULOSKELETAL DI RS TK. II DR. SOEDJONO MAGELANG

Latar Belakang: Salah satu guna pengodean adalah untuk kepentingan statistik morbiditas, oleh karena itu kode diagnosis harus tepat dan akurat, mengingat satistik morbiditas digunakan untuk pengambilan keputusan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan di RS Tk.II dr. Soedjono Magelang pada tanggal 14 Mei 2018 kasus muskuloskeletal menduduki urutan kesembilan dalam 10 besar penyakit rawat inap. Dari 30 berkas rekam medis pasien rawat inap kasus muskuloskeletal pada bulan Februari, Persentase ketepatan kode diagnosis kasus muskuloskeletal adalah 47 % kode tepat sampai karakter keempat.
Tujuan Penelitian: Mengetahui ketepatan kode diagnosis kasus muskuloskeletal di RS Tk. II dr. Soedjono Magelang.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif, Rancangan penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Subyek yang digunakan peneliti yaitu coder statistik yang berjumlah dua orang dan satu dokter saraf. Sampel yang digunakan adalah 81 berkas rekam medis pasien rawat inap dengan kasus muskuloskeletal pada semester 1 tahun 2018. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan menggunakan lottery technique dimana peneliti akan
membuat nomor urut yang mewakili populasi lalu akan mengundi nomer tersebut sesuai sampel yang dibutuhkan. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah wawancara, observasi dan studi dokumentasi.
Hasil Penelitian: pelaksanakan pengodean diagnosis di RS Tk. II dr. Soedjono Magelang dilakukan oleh 2 (dua) coder. Salah satu coder berlatar belakang pendidikan non D3 rekam medis. Pelaksanaan pengodean belum terlaksana dengan baik karena pengodean menggunakan aplikasi ICD-10 revisi tahun 2004 dan terkadang petugas tidak menggunakan ICD-10 volume 1 hanya menggunakan ICD-10 volume 3, persentase ketepatan kode diagnosis kasus muskuloskeletal sebesar 41% kode tepat sampai karakter keempat, kode karakter kelima pada sistem muskuloskeletal tidak dikode. Hal ini disebabkan oleh kurang jelasnya penulisan dokter terkait diagnosis pasien, pelaksanaan pengodean yang belum sesuai kaidah ICD-10, dan database SIMRS belum terdapat kode dagger asterisk.