HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSIONAL DENGAN PERILAKU BULLYING PADA REMAJA KELAS IX DI SMPN 2 BANTUL YOGYAKARTA

Latar Belakang : Perkembangan pada masa remaja melibatkan perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas (adolescents) yaitu perubahan remaja yang lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan mental dan sosial. Penekanan ini
dimaksudkan karena remaja sering menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan. Masa remaja merupakan masa transisi seseorang dari anak-anak menjadi dewasa, dan pada masa tersebut remaja mulai menunjukan jati
dirinya dengan menunjukan perilaku yang bermacam-macam, salah satunya adalah perilaku menyimpang yaitu perilaku bullying. Gambaran kekerasan di SMP di tiga kota besar yaitu Yogyakarta 77,5%, Surabaya 59,8%, dan Jakarta 61,1% (Wiyani, 2012).
Tujuan : Mengetahui hubungan kematangan emosional dengan perilaku bullying remaja di SMP N 2 Bantul Yogyakarta.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental, dengan menggunakan pendekatan cross sectional dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Subyek penelitian ini sebanyak 62 responden sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis statistik inferensial menggunakan uji Kendal tau-b dengan tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05).
Hasil : Berdasarkan penelitian diperoleh data mengenai kematangan emosi sebanyak 45 (72,6%) termasuk kategori tinggi. Perilaku bullying remaja di SMP N 2 Bantul kategori rendah sebanyak 31 (50,0%) dengan p value 0,010 (p value < 0,05) dan keeratan sebesar -0,317.
Kesimpulan : Ada hubungan yang signifikan antara kematangan emosional dengan perilaku bullying remaja di SMP N 2 Bantul Yogyakarta dengan tingkat keeratan yang rendah dan arah yang negatif.