Manajemen Risiko Rencana Penerapan Rekam Medis Elektronik Rawat Jalan Menggunakan Metode Failure Mode And Effect Analysis di RS Condong Catur

Latar belakang : Rumah Sakit Condong Catur sedang merencanakan penerapan rekam medis elektronik rawat jalan, namun belum dilakukan manajemen risiko menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Dalam penerapan RME di instalasi rawat jalan, dapat muncul risiko salah satunya server down karena terlalu banyak data sehingga dapat mengganggu pelayanan yang mengakibatkan pelayanan kembali manual untuk sementara.
Tujuan Penelitian : Mengetahui mode kegagalan saat rencana penerapan RME rawat jalan, Mengetahui akibat (potential effect) yang ditimbulkan saat rencana penerapan RME rawat jalan, Mengetahui penyebab (potential cause) dari moda kegagalan yang terjadi pada saat rencana penerapan RME rawat jalan, Mengetahui nilai Risk Priority Number (RPN) dan Memberikan usulan perbaikan dari kegagalan menurut nilai RPN tertinggi.
Metode penelitian : Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Hasil : Mode kegagalan yang dapat terjadi saat rencana penerapan rekam medis elektronik rawat jalan di Rumah Sakit Condong Catur adalah server down, human error dan kabel LAN terputus dengan effect user tidak bisa menginput data karena aplikasi EMR tidak bisa di akses, data gagal tersimpan, data tidak lengkap dan jaringan terputus yang disebabkan (cause) server yang sedang error, user kurang memperhatikan dan tidak hadir ketika sosialisasi penggunaan rekam medis elektronik, dokter yang hanya klik simpan pada tab terakhir dan kabel LAN yang tidak sengaja tersenggol oleh pasien maupun petugas. Nilai RPN tertinggi adalah sistem error yang berdampak pada kesalahan fungsi pada sistem dan hardware rusak akibat human error dengan nilai RPN 48 sedangkan nilai RPN terendah adalah yang berdampak pada data tidak di update dengan nilai RPN 12. Usulan perbaikan dari kegagalan menurut nilai RPN tertinggi adalah melakukan pengujian software menggunakan metode black box, meningkatkan kepatuhan user terhadap SPO RME dan menumbuhkan rasa tanggung jawab atas peralatan kerja yang digunakan.
Kesimpulan : Nilai RPN tertinggi adalah sistem error yang berdampak pada kesalahan fungsi pada sistem dan hardware rusak akibat human error dengan nilai RPN 48 sedangkan nilai RPN terendah adalah yang berdampak pada data tidak di update dengan nilai RPN 12. Usulan perbaikan dari kegagalan menurut nilai RPN tertinggi adalah melakukan pengujian software menggunakan metode black box, meningkatkan kepatuhan user terhadap SPO RME dan menumbuhkan rasa tanggung jawab atas peralatan kerja yang digunakan.