Persentase BOR (Bed Occupancy Rate) Pasca Pandemi Covid-19 di Rumah Sakit Umum Queen Latifa

Latar Belakang : Pandemi diartikan sebagai awal kehidupan baru kita mengalami wabah penyakit yang besar. Statistik kesehatan dapat memberikan informasi tentang kesehatan seseorang dan penggunaan pelayanan kesehatan. Angka BOR yang rendah menandakan pemanfaatan fasilitas rumah sakit yang kurang, sedangkan angka BOR yang melambung tinggi menandakan pemanfaatan fasilitas yang berlebihan atau banyak masyarakat terjangkit penyakit. BOR pada RSU Queen Latifa persentase nya belum memenuhi standar.
Tujuan Penelitian : Dapat mengetahui persentase pemakaian BOR di Rumah Sakit Umum Queen Latifa pasca pandemi covid-19 menurut standar efisiensi Barber Johnson.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan rancangan retropective study, Objek sensus harian ranap 2022, subjek yaitu manaer rumah sakit dan staf rekam medis bagian pelaporan.
Hasil Penelitian : BOR pada tahun 2022 mendapatkan hasil Oktober 56,58%, November 57%, Desember 54,35%. Faktor penyebab ketidakidealan pada 5M hanya 3M memiliki berpengaruh, untuk Man difaktorkan pada perubahan jadwal dokter setiap harinya, Materials ini difaktorkan pada gedung rumah sakit yang kecil, kurangnya tempat parkir dan kurangnya kursi tunggu untuk pasien pendaftaran, Methods ini difaktorkan pada metode pemasaran yang kurang tersampaikan pada masyarakat dan metode perhitungan BOR yang memasukan bangsal HCU dab KBY pada perhitungan BOR.
Kesimpulan : BOR di RSU Queen Latifa masih belum efisien karena masih dibawah nilai ideal. Dengan menggunakan metode 5M bahwa yang berpengaruh terhadap perubahan persentase BOR yaitu Man, Materials dan Methods karena perubahan dokter setiap hari, fasilitas rumah sakit yang kurang, pada metode pemasaran yang masih kurang tersampaikan kepada masyarakat dan metode perhitungan yang salah sehingga mempengaruhi nilai BOR.