Dewi Yanti Ulfiana, - and Nurpuji Mumpuni, - (2023) Gambaran Hasil Pemeriksaan Uji Saring Reaktif Sifilis pada Darah Donor di UDD PMI Kabupaten Klaten tahun 2021-2022. Diploma thesis, Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
Judul_201206008_DEWI YANTI ULFIANA_TBD.pdf
Download (484kB)
Abstrak_201206008_DEWI YANTI ULFIANA_TBD.pdf
Download (75kB)
Bab 1_201206008_DEWI YANTI ULFIANA_TBD.pdf
Download (191kB)
Bab 2_201206008_DEWI YANTI ULFIANA_TBD.pdf
Restricted to Registered users only
Download (313kB)
Bab 3_201206008_DEWI YANTI ULFIANA_TBD.pdf
Download (152kB)
Bab 4_201206008_DEWI YANTI ULFIANA_TBD.pdf
Download (230kB)
Bab 5_201206008_DEWI YANTI ULFIANA_TBD.pdf
Download (71kB)
Daftar Pustaka_201206008_DEWI YANTI ULFIANA_TBD.pdf
Download (199kB)
Lampiran_201206008_DEWI YANTI ULFIANA_TBD.pdf
Restricted to Registered users only
Download (1MB)
Plagiarisme_201206008_Dewi Yanti Ulfiana_TBD.pdf
Download (225kB)
Abstract
Latar Belakang: Sifilis merupakan salah satu Infeksi Menular Seksual (IMS) disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum yang bersifat kronis. Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang kasus sifilis pada tahun 2012 sampai 2013 pada pendonor darah di Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung tercatat sebanyak 0,71% dari total pendonor sebanyak 10.654 yang dinyatakan reaktif sifilis.
Tujuan Penelitian: Mengetahui gambaran hasil pemeriksaan uji saring reaktif sifilis pada darah donor di UDD PMI Kabupaten Klaten tahun 2021-2022.
Metode Penelitian: Desain penelitian deskriptif kuantitatif yaitu menyajikan gambaran lengkap suatu sampel tertentu. Penelitian dilakukan dengan pendekatan retrospektif yaitu menganalisis data yang telah tercatat di sistem data.
Hasil: Hasil uji saring sifilis di UDD PMI Kabupaten Klaten tahun 2021-2022 ditemukan non reaktif terhadap sifilis sebanyak 48.247 (99,9%) dan reaktif terhadap sifilis sebanyak 44 (0,10%). Dari total 44 kasus reaktif sifilis, berdasarkan usia paling banyak ditemukan pada usia lansia (46-65 tahun) dengan prevalensi 0.11%. Berdasarkan jenis kelamin, paling banyak ditemukan pada perempuan (0.09%). Berdasarkan golongan darah, paling banyak ditemukan pada golongan darah AB (0.14%). Penanganan darah reaktif di UDD PMI Kab. Klaten sudah mengikuti Peraturan Menteri Kesehatan No. 91 tahun 2015 yaitu melakukan pemeriksaan ulang secara duplo. Jika hasil pemeriksaan ulang reaktif (Repeated Reactive) pada salah satu atau kedua sampel maka darah dianggap reaktif, sehingga darah tidak dapat dipergunakan untuk kepentingan transfusi dan dimusnahkan.
Kesimpulan: Prevalensi reaktif sifilis sebesar 0,1% dan non reaktif sifilis sebesar 99,9%, frekuensi reaktif sifilis paling banyak pada usia lansia, pada perempuan, dan pada golongan darah AB. Penanganan darah reaktif sudah sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No 91 Tahun 2015.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RB Blood Bank Technology |
Divisions: | Faculty of Medicine, Health and Life Sciences > School of Medicine |
Depositing User: | Mrs Tiara DP |
Date Deposited: | 13 May 2024 07:00 |
Last Modified: | 13 May 2024 07:00 |
URI: | https:///id/eprint/2453 |