Gambaran Reaksi Donor Selama Donasi Pada Pendonor Darah Di UTD PMI Kota Gorontalo Tahun 2020-2022

Latar Belakang: Seseorang yang kehilangan volume darah berpotensi mengalami gangguan hemodinamik. Adanya gaunguan hemodinamik pada tubuh manusia tersebut mengakibatkan beberapa gejala klinis. Pencatatan reaksi donor darah adalah metode yang efektif untuk menilai reaksi yang memprediksi donor tidak kembali dan oleh karena itu dapat menjadi tambahan yang berguna untuk penelitian masa depan yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dan retensi donor.
Tujuan Penelitian: Mengetahui gambaran reaksi donor selama donasi pada pendonor darah di UTD PMI Kota Gorontalo Tahun 2020-2022.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan jumlah populasi dan sampel sebanyak 433 pendonor, dimana teknik pengambulan sampel menggunakan total sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat.
Hasil: Reaksi selama donor yang terjadi pada tahun 2020 adalah 157 reaksi (1,2%), tahun 2021 sebanyak 108 reaksi (0,8%) dan tahun 2022 sebanyak 168 reaksi (1,2%). Presentase reaksi selama donor tahun 2020, 2021 dan 2022 berdsasarkan
usia paling banyak ditemukan pada usia 18-24 tahun yaitu 49,7%, 50,9% dan 50,5%, berdasarkan jenis kelamin paling banyak ditemukan pada jenis kelamin laki-laki yaitu 70,0%, 66,7% dan 77,3%, berdasarkan jenis reaksi paling banyak ditemukan pada jenis reaksi sistemik yaitu 68,2%, 59,3% dan 57,1%, berdasarkan jenis pendonor paling banyak ditemukan pada pendonor baru yaitu 59,0%, 57,4% dan 66,0%
Kesimpulan: Jumlah rekasi donor pada tahun 2021 lebih sedikit dibandingkan tahun 2020 dan 2022. Reaksi donor darah lebih banyak terjadi pada usia 18-24 tahun, pada laki-laki, pada reaksi sistemik dan pada pendonor baru atau pertama kali.