Pengaruh Metanol dan Etil Asetat sebagai Pelarut Ekstraksi Daun Kupu-kupu (Bauhinia purpurea L.) terhadap Aktivitas Penangkalan Radiasi UV

Latar Belakang: Daun kupu-kupu (Bauhinia purpurea L.) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai tabir surya karena memiliki senyawa flavonoid dan fenol yang dapat melindungi kulit dari kerusakan akibat paparan sinar UV yang
berlebihan. Untuk mendapatkan senyawa flavonoid dan fenol dapat dilakukan menggunakan metode ekstraksi maserasi. Hasil ekstraksi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu perbedaan jenis pelarut ekstraksi. Ekstraksi
menggunakan pelarut metanol dan etil asetat dapat membedakan aktivitas tabir surya.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui pengaruh perbedaan pelarut ekstraksi metanol dan etil asetat daun Bauhinia purpurea terhadap aktivitas penangkalan radiasi UV.
Metode Penelitian: Daun kupu-kupu diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol dan etil asetat. Hasil ekstraksi digunakan untuk skrining fitokimia, uji penentuan nilai SPF, %Te dan %Tp dengan spektrofotometer Uv-Vis. Hasil analisis data diolah secara statistik.
Hasil Penelitian: Hasil skrining fitokimia ekstrak metanol yaitu positif mengandung senyawa flavonoid, fenolik, tanin, dan saponin, sedangkan ekstrak etil asetat positif mengandung fenolik dan tanin. Nilai SPF ekstrak metanol dan etil asetat berturut-turut 21.26237; 24.26686. Nilai %Te ekstrak metanol dan etil asetat berturut-turut 0.01438%; 0.00469%. Nilai %Tp ekstrak metanol dan etil asetat berturut-turut 0.01075%; 0.00139%.
Kesimpulan: Pelarut metanol dan etil asetat berpengaruh signifikan terhadap nilai SPF, %Te, %Tp ekstrak daun kupu-kupu. Nilai SPF, %Te dan %Tp terbaik yaitu pada pelarut etil asetat