Pengaruh Metode Ekstraksi Terhadap Kadar Flavonoid Total Daun Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia)

Latar Belakang: Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) merupakan salah satu tanaman yang sering digunakan oleh masyarakat sebagai bumbu dapur. Daun jeruk nipis juga memiliki manfaat kesehatan yaitu sebagai antiinflamasi, penambah nafsu makan, antidiare, menurunkan berat badan. Aktivitas tersebut tidak lepas dari senyawa metabolit sekunder yang terkandung pada daun jeruk nipis salah satunya flavonoid. Penarikan senyawa flavonoid pada daun jeruk nipis dapat dimaksimalkan mengunakan metode ekstraksi yag sesuai.
Tujuan Penelitian: Pengaruh metode ekstraksi terhadap kadar flavonoid total pada daun jeruk nipis
Metode Penelitian: Daun jeruk nipis diekstraksi dengan etanol 96% (1:10) menggunakan metode maserasi dan UAE. Uji kualitatif dilakukan dengan uji skrining fitokimia. Uji kuantitatif dengan mengukur kadar flavonoid total ekstrak daun jeruk nipis hasil maserasi dan UAE menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Data kuantitaif yang diperoleh kemudian dianalisis secara statistik menggunakan SPSS uji Independent Samples T-Test dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil Penelitian: Ekstrak daun jeruk nipis hasil maserasi diperoleh rendemen sebesar 14,43% dan hasil UAE 8,77%. Hasil uji skrining fitokimia menunjukan ekstrak daun jeruk nipis mengandung senyawa fenolik, saponin, tanin, alkaloid, flavonoid dan terpenoid. Kadar flavonoid total yang diperoleh dari ekstrak daun jeruk nipis hasil maserasi dan UAE berturut-turut sebesar 38,626 ± 0,321 mg QE/g dan 36,876 ± 0,368 mg QE/g.
Kesimpulan: Metode ekstraksi mempengaruhi kadar flavonoid total daun jeruk nipis. Metode ekstraksi UAE menghasilkan kadar flavonoid yang lebih tinggi dibandingkan dengan metode maserasi.