Identifikasi Fenilbutazon Dalam Jamu Pegal Linu Yang Beredar Di Pasar Tradisional Yogyakarta

Latar Belakang: Obat tradisional adalah ramuan dari mineral, tumbuhan, hewan, atau sediaan galenik yang digunakan turun-temurun. Di Indonesia, jamu sangat populer, termasuk jamu pegal linu yang digunakan untuk mengurangi pegal dan linu. Meskipun obat tradisional biasanya bekerja lebih lambat daripada obat kimia, beberapa dapat bekerja cepat dalam sekali pakai, yang mungkin mengindikasikan penambahan bahan kimia obat (BKO). Fenilbutazon adalah salah satu BKO yang sering ditemukan dalam jamu pegal linu.
Tujuan: Untuk mengidentifikasi secara kualitatif dan kuantitatif kandungan fenilbutazon yang ada pada jamu pegal linu.
Metode: Jenis penelitian ini dilakukan dengan metode sampling menggunakan purposive sampling. Sampel yang digunakan sebanyak lima sampel jamu pegal linu cair tanpa label BPOM dan berlabel BPOM namun tidak terverifikasi dalam laman web BPOM dengan merek yang berbeda yang diambil dari lima Kabupaten yang ada di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) sebagai uji kualitatif dan Spektrofotometri UV-Vis sebagai uji kuantitatif.
Hasil: Hasil penelitian diperoleh satu sampel jamu pegal linu yaitu pada sampel 4 yang diambil dari pasar Bantul diduga positif mengandung fenilbutazon yang diidentifikasi secara kualitatif dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) memberikan nilai Rf 0,69 serta kuantitatif dengan Spektrofotometri UV-Vis diperoleh nilai kadar sebesar 0,228 ± 0,03230%b/v.
Kesimpulan: Dari 5 sampel jamu pegal linu cair diperoleh 1 sampel positif mengandung BKO fenilbutazon dengan nilai kadar sebesar 0,228 ± 0,03230% b/v.