Identifikasi Formalin dalam Tahu Putih Mentah di Pasar Tradisional Kabupaten Gunungkidul

Latar Belakang: Tahu putih adalah produk protein yang berbahan dasar kedelai yang difermentasi untuk memenuhi kebutuhan. Tahu memiliki daya tahan pendek dalam jangka waktu sekitar 1-2 hari saja, sehingga penjual biasanya mensiasati tahu dapat awet dengan menambahkan bahan tambahan pangan yaitu formalin. Penggunaan formalin dapat membahayakan kesehatan, namun masih banyak terjadi suatu penyalahgunaan formalin sebagai pengawet makanan. Formalin merupakan bahan tambahan pangan yang penggunaannya dilarang pada makanan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada saluran pencernaan atau terakumulasi dalam tubuh dapat menjadi senyawa karsinogen.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kadar formalin yang terdapat pada tahu putih yang dijual di pasar tradisional Kabupaten Gunungkidul secara kualitatif.
Metode Penelitian: Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif non eksperimental. Sampel tahu putih diambil secara sampling acak pada lima pasar tradisional Kabupaten Gunung Kidul dengan dilakukan analisis secara kualitatif dan kuantitatif. Uji kualitatif dipilih dengan pereaksi Schiff, Fehling, KMnO4, dan asam kromatofat dan scanning panjang gelombang.
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 15 sampel tahu dari 5 pasar tradisional tidak mengandung formalin secara uji kualitatif dengan keempat pereaksi dan scanning panjang gelombang, sehingga diketahui tahu yang beredar di pasar tradisional Kabupaten Gunungkidul aman untuk dikonsumsi masyarakat.
Kesimpulan: Hasil analisis uji kualitatif formalin pada lima pasar tradisional Kabupaten Gunungkidul dengan 15 sampel tahu putih tidak ditemukan sampel yang positif mengandung formalin.