Analisis Kandungan Bahan Kimia Obat Furosemid Pada Jamu Pelangsing Serbuk Yang Beredar Di Pasar Tradisional Yogyakarta

Latar Belakang: Jamu pelangsing merupakan jamu yang digemari oleh masyarakat karena mempunyai efek dapat mengurangi nafsu makan dan menurunkan berat badan terutama dikalangan wanita. Jamu pelangsing lebih digemari karena mempunyai harga yang ekonomis dan terjangkau daripada obat sintetis. Jamu pelangsing dapat diperoleh secara bebas di pasar tradisional. Namun, jamu yang dijual di pasar tradisional cenderung tanpa pengawasan sehingga menjadi salah satu alasan masih banyaknya produsen yang tidak bertanggung jawab
menambahkan BKO ke dalam jamu. Penambahan BKO telah dilarang
penggunaannya oleh BPOM. Salah satu BKO yang memiliki potensi untuk ditambahkan ke dalam jamu pelangsing adalah furosemid.
Tujuan Penelitian: Mengetahui kandungan BKO furosemid dalam jamu pelangsing serbuk yang dijual di pasar tradisional Yogyakarta.
Metode Penelitian: Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling sehingga diperoleh jamu pelangsing serbuk sebanyak 10 sampel yang beredar di pasar tradisional Yogyakarta. Analisis kandungan BKO furosemid pada 10 sampel dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif menggunakan KLT dan scanning panjang gelombang dengan spektrofotometer UV-Vis. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan menggunakan spektrofotometri UV-Vis.
Hasil Penelitian: Hasil analisis kualitatif dengan metode KLT menunjukkan dari 10 sampel terdapat 3 sampel, yaitu A, B, dan C mempunyai nilai Rf 0,562 yang mirip dengan Rf standar. Sedangkan analisis kualitatif scanning panjang gelombang diperoleh panjang gelombang maksimal 271 nm pada 3 sampel yang sama. Pada analisis kuantitatif diperoleh kadar dari 3 sampel A, B, C masingmasing sebesar A= 1,1088±0,0427%b/b; B= 0,6626±0,1117%b/b; dan C= 0,7958±0,0514%b/b.
Kesimpulan: Hasil analisis kandungan BKO furosemid pada jamu pelangsing serbuk didapatkan 3 sampel positif mengandung furosemid.