Pengendalian Persediaan Bahan Baku Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ) Probabilistic dan Simulasi Monte Carlo di PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) Tbk. Pabrik Cilacap

Latar Belakang: PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) Tbk. Pabrik Cilacap adalah industri manufaktur, bergerak pada bidang produksi semen dan bahan konstruksi lainnya. Proses produksi semen menggunakan bahan baku utama limestone. Bahan baku limestone mengalami kekurangan persediaan dengan persentase 95,83% dalam dua tahun terakhir. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, PT SBI Cilacap membeli material pengganti seperti FABA (fly ash dan bottom ash). Namun kebijakan tersebut tetap membuat biaya persediaan bertambah, sedangkan perusahaan harus menekan inventory cost seminimal mungkin.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah pemesanan (Q) dan ROP yang optimal serta mengetahui strategi pengendalian jumlah pemesanan bahan baku limestone yang optimal berdasarkan total inventory cost paling minimal.
Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat kuantitatif menggunakan metode EOQ (Economic Order Quantity) probabilistic dan metode Simulasi Monte Carlo. Langkah pertama yaitu pengujian distribusi data penggunaan bahan baku. Langkah selanjutnya, membangkitkan bilangan random penggunaan bahan baku berdasarkan distribusi data. Selanjutnya, melakukan perhitungan total inventory cost setiap replikasi.
Hasil: Berdasarkan hasil perhitungan, simulasi replikasi 1 yang dihasilkan dari metode EOQ Probabilistic merupakan metode paling baik karena menghasilkan total inventory cost paling kecil. Frekuensi pemesanan bahan baku untuk limestone
sebanyak 10 kali dalam 1 tahun. Total inventory cost menggunakan metode EOQ yaitu sebesar Rp29.831.876.646; sedangkan dengan kebijakan perusahaan sebesar Rp 39.064.798.000. Hal tersebut menunjukkan bahwa total biaya persediaan bahan baku menggunakan metode EOQ Probabilistic lebih kecil dibandingkan dengan kebijakan perusahaan.
Kesimpulan: Jumlah pemesanan (Q) dan ROP yang optimal adalah 5.499,730575 ton dan 9.012,529705 ton pada replikasi 1 dengan total inventory cost sebesar Rp 29.831.876.646.