Irwan Sanjaya Putra, - and Niken Wahyuning Retno Mumpuni, - (2022) Analisis Mengenai Kedudukan Institusional Hakim Militer Terhadap Kemandirian Peradilan Militer Indonesia. Masters thesis, Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
Judul_182302018_Irwan Sanjaya Putra_Hukum.pdf
Download (324kB)
Abstrak_182302018_Irwan Sanjaya Putra_Hukum.pdf
Download (38kB)
BAB I_1823002018_Irwan Sanjaya Putra_Hukum.pdf
Download (192kB)
BAB II_182302018_Irwan Sanjaya Putra_Hukum.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (215kB)
BAB III_182302018_Irwan Sanjaya Putra_Hukum.pdf
Download (121kB)
BAB IV_182302018_Irwan Sanjaya Putra_Hukum.pdf
Download (230kB)
BAB V_182302018_Irwan Sanjaya Putra_Hukum.pdf
Download (41kB)
Daftar Pustaka_182302018_Irwan Sanjaya Putra_Hukum.pdf
Download (108kB)
Lampiran_182302018_Irwan Sanjaya Putra_Hukum.pdf
Restricted to Registered users only
Download (352kB)
Plagiarisme_182302018_Irwan Sanjaya Putra_Hukum.pdf
Download (42kB)
Abstract
Penerapan teori pembagian kekuasaan yang terbagi dalam eksekutif,
legislatif dan yudikatif di Indonesia sudah diterapkan guna tercapainya check and
balances antar lembaga negara. Lembaga peradilan (yudikatif) haruslah berdiri
tegak lurus dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya sebagai badan penegak
hukum. Dalam konteks peradilan militer, hakim memiliki peranan penting yang
tidak terbantahkan dalam jalannya suatu badan peradilan. Kedudukan hakim militer
memiliki ikatan antar dua institusi yakni Tentara Nasional Indonesia (eksekutif) dan
Mahkamah Agung (yudikatif) yang seharusnya berbeda rumpun. Badan peradilan
yang seharusnya independen, tidak terintervensi dan mengintervensi perlu dikaji
berdasarkan perspektif peraturan perundang-undangan. Penelitian ini
menggunakan jenis metode normatif-empiris (applied law research). Pendekatan
yang dimaksud berupa pendekatan konseptual dengan mengkaji struktur
organisasai ketatanegaraan yang didasari atas penerapan suatu teori dan peraturan
perundang-undangan serta implementasinya dilapangan. Hakim militer secara tidak
langsung berdiri dalam dua kaki secara institusional, karena baik MA maupun TNI
sama-sama berperan dalam menentukan jalannya karir hakim militer. Dalam hal itu
hakim militer masih memiliki potensi besar untuk diintervensi. Terdapat beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi ketidakmandirian hakim militer dalam
menjalankan tugasnya dalam lingkup peradilan militer. Hakim militer secara tidak
langsung berdiri dalam dua kaki secara institusional, karena baik MA maupun TNI
sama-sama berperan dalam menentukan jalannya karir hakim militer. Dalam hal itu
maka peradilan militer di Indonesia belum secara utuh dikatakan sebagai peradilan
yang independen. Ini disebabkan karena beberapa faktor yang berpotensi besar
dalam menentukan seorang hakim dapat di intervensi oleh pihak lain (eksekutif).
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Institusional; Hakim Militer; Kemandirian; Peradilan Militer. |
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Faculty of Law, Arts, Social Sciences, and Economy > School of Law |
Depositing User: | Erna Fitri Widayati |
Date Deposited: | 12 Apr 2023 04:17 |
Last Modified: | 07 Jun 2023 02:34 |
URI: | https:///id/eprint/581 |