Kualitas Hidup Pada Penyandang Tuna Daksa di Kecamatan Kokap, Kulon Progo

Latar Belakang: Kondisi tuna daksa masih mendapat persepsi negatif dari
masyarakat, dengan memandang bahwa keterbatasan yang dimiliki tuna daksa
membuat tuna daksa dianggap sebagai kelompok yang lemah, tidak berdaya dan
hanya perlu mendapatkan belas kasihan. Walaupun telah ada Undang – Undang
Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, namun dalam realisasinya
belum terlaksana dengan baik. Terutama pada penyandang tuna daksa di daerah
terpencil, seperti di daerah Kokap, Kulon Progo. Daerah dengan askesibilitas yang
sulit membuat para penyandang tuna daksa kesulitan mengakses pelayanan
kesehatan dan sosial, selain itu lokasi rentan kecelakaan kerja juga mempengaruhi
kehidupan masyarakat di daerah tersebut. Adanya aksesibilitas yang memadai
bagi penyandang tuna daksa, sumber finansial yang baik serta penerimaan yang
baik dari lingkungan sekitar berarti memberikan kesempatan idividu untuk dapat
lebih mandiri dalam menjalani kehidupannya. Hal ini kemudian membuat kualitas
hidup penyandang tuna daksa menjadi lebih baik
Tujuan Penelitian: Mengetahui kualitas hidup yang dialami oleh penyandang
tuna daksa di Kecamatan Kokap, Kulon Progo
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif
dengan pendekatan studi kasus, teknik pemilihan partisipan berupa purposive
sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan observasi
yang mengacu pada aspek kualitas hidup dari WHOQOL (1998).
Hasil Penelitian: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kualitas hidup tuna
daksa di Kulon Progo memiliki kualitas hidup yang baik pada aspek psikologis
dan hubungan sosial, sedangkan pada aspek fisik dan lingkungan berada pada
kualitas hidup yang kurang baik dikarenakan keterbatasan fisik dan aksesibilitas
tempat tinggal.
Kesimpulan: Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa kualitas hidup pda
peyandang tuna daksa dalam kategori baik, namun terdapat beberapa indikator
yang tidak terpenuhi pada setiap aspek kualitas hidup.