Hubungan Tingkat Pengetahuan Terhadap Outcome Klinik Pasien Diabetes Tipe 2 Di Puskesmas Gamping 1

Latar Belakang: Diabetes melitus merupakan penyakit kronik tidak menular yang
ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah. Kadar glukosa darah yang terkontrol
dapat dilihat dari pengukurun beberapa outcome klinis yaitu GDP dan GDS.
Pengetahuan merupakan suatu hasil yang terjadi melalui proses.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik
pasien dan hubungan tingkat pengetahuan terhadap outcome klinik pada pasien DM tipe
2 di Puskesmas Gamping 1 Yogyakarta.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan
metode survei. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 90 responden yang dipilih
menggunakan accidental sampling. Penelitian ini bertempat di Puskesmas Gamping 1
Yogyakarta. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner DKQ 24 (Diabetes Knowledge
Questionnaire) dengan 24 item pertanyaan. Analisis uji dilakukan uji normalitas, uji
univariat, dan uji bivariat.
Hasil Penelitian: Data normalitas kolmogorov smirnov diperoleh nilai p=0,000 yang
menunjukan data tidak normal, maka analisis bivariat menggunakan uji chi square
diperoleh nilai p=0,459. Berdasarkan karakteristik usia didominasi kelompok ≤60 tahun
sebanyak 55,6%. Karakteristik jenis kelamin didominasi perempuan sebanyak 60,0%,
dan tingkat pendidikan responden didominasi oleh SD sebanyak 45,6%. Karakteristik
pekerjaan didominasi tidak bekerja sebanyak 49 orang dan lama menderita responden
didominasi >1 tahun sebanyak 60,0%, dan tingkat pengetahuan responden didominasi
pengetahuan kurang sebanyak 52,2%. Hubungan tingkat pengetahuan dengan outcome
klinik didominasi pengetahuan kurang dengan outcome klinik terkontrol sebanyak
32.2%.
Kesimpulan: Uji chi square nilai p=0,459 (p>0,05) maka penelitian ini tidak terdapat
hubungan antara tingkat pengetahuan dengan outcome klinik pasien diabetes melitus di
Puskesmas Gamping 1.