Penerapan Intervensi "Terapi Musik Klasik" Pada Pasien dengan Masalah Halusinasi Pendengaran Di Rumah Sakit Jiwa Grhasia

Latar Belakang: Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Dampak yang terjadi dari halusinasi adalah seseorang dapat kehilangan kontrol dirinya sehingga bisa membahayakan diri sendiri, orang lain maupun merusak lingkungan. Salah satu terapi non farmakologi untuk halusinasi adalah terapi musik klasik untuk membantu klien mempunyai koping baru dalam mengontrol atau mencegah munculnya halusinasi pendengaran.
Tujuan: Melakukan analisa terhadap kasus kelolaan yang diberikan intervensi terapi musik klasik pada pasien dengan masalah halusinasi pendengaran di Ruang Srikandi Rumah Sakit Jiwa Grhasia.
Metode: Penulisan ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan Asuhan Keperawatan, dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi-partisipatif, dan survei data. Instrument pengumpulan data menggunakan format Asuhan Keperawatan Jiwa dan kuesioner AHRS (Auditory Hallucinations Rating Scale). Subjek penelitian adalah 1 pasien dengan halusinasi pendengaran.
Hasil: Sebelum dilakukan terapi musik klasik penilaian halusinasi pendengaran didapatkan skor AHRS 25 (kategori berat) dan sesudah dilakukan terapi musik didapatkan skor AHRS 13 (kategori sedang).
Kesimpulan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan dan implementasi terapi musik klasik menunjukkan terdapat penurunan tanda dan gejala halusinasi pada pasien Nn. N.