Pelatihan Regulasi Emosi Untuk Meningkatkan Resiliensi Pada Mahasiswa Dengan Keluarga Broken Home

Mahasiswa sebagai penerus bangsa diharapkan menjadi calon intelektual yang memiliki keterampilan dan kemampuan yang baik, dalam prosesnya peran keluarga sangat penting dalam memberikan dukungan. Namun peran keluarga dalam mahasiswa broken home ini kurang optimal sehingga akan berdampak pada
mahasiswa dalam menjalankan perannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektivan dari pelatihan regulasi emosi untuk meningkatkan resiliensi pada mahasiswa dengan keluarga broken home. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan design penelitian control group pretest post test. Alat pengumpulan data yang digunakan yaitu skala resiliensi berdasarkan aspek kecemasan Connor-Davidson (2003), Observasi dan wawancara. Teknik pengambilan sample menggunakan purposive sampling. Partisipan penelitian ini terdiri dari 15 partisipan, 9 partisipan untuk kelompok eksperimen dan 6 partisipan untuk kelompok kontrol yang dipilih berdasarkan nomor urut ganjil dan genap. Teknik analisis data yang digunakan dalam uji hipotesis adalah Independent sample T test dengan melihat selisih antara pretest dan post test kelompok eksperimen dan
kelompok control (gain). Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel pelatihan regulasi emosi tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap resiliensi (0.200 > 0,50). Hasil ini menunjukan bahwa hipotesis penelitian ini ditolak, pelatihan regulasi emosi tidak efektif untuk meningkatkan resiliensi. Bedasarkan data hasil penelitian yang telah diperoleh dan dianalisis maka disimpulkan bahwa pelatihan regulasi emosi tidak efektif untuk meningkatkan resiliensi pada mahasiswa dengan keluarga broken home.