Perancangan Antarmuka Sistem Informasi Inventory Dengan Metode Design Thinking Pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Yogyakarta

Latar Belakang: BPJS Ketenagakerjaan merupakan suatu entitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berfokus pada penyediaan asuransi tenaga kerja. BPJS Ketenagakerjaan Cabang Yogyakarta merupakan salah satu cabang dari BPJS
Ketenagakerjaan yang bertanggung jawab untuk menyediakan layanan kepesertaan kepada peserta dan memastikan ketersediaan jaminan sosial ketenagakerjaan. kebutuhan pengguna terhadap pengelolaan inventaris yang masih belum
menggunakan sistem informasi inventory, sehingga pengguna inventaris mengalami kesalahan dalam Pencatatan inventaris, manajemen stok dan pembaruan barang. BPJS Ketenagakerjaan Cabang Yogyakarta membutuhkan sistem informasi inventory agar bisa meminimalisir kesalahan, sebelum adanya sistem inventory diperlukanya perancangan sistem informasi inventory, dalam perancangan sistem informasi inventory terdapat tahapan perancangan antarmuka, server dan database.
Karena terdapat banyak tahapan untuk membuat suatu sistem informasi inventory penulis akan melakukan penelitian antarmuka sistem informasi inventory.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan rancangan desain antarmuka sistem informasi inventory yang berbentuk prototype high fidelity. Prototype tersebut telah diujikan terlebih dahulu agar sesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga sehingga prototype sistem informasi inventory sudah layak dan diterima oleh pengguna.
Metode Penelitian: Metode design thinking digunakan karena merupakan pendekatan yang berpusat pada pengguna dalam mencapai solusi yang efektif dan efisien. Metode ini melibatkan lima tahapan utama, yaitu emphatize, define, ideate, prototype, dan testing.
Hasil: Pengujian prototype high fidelity yang sudah dibuat menggunakan metode Single Ease Question (SEQ) memperoleh rata-rata skala 4 dan 5 sehingga prototype sistem informasi inventory sudah layak dan diterima oleh pengguna.
Kesimpulan: Rancangan antarmuka sistem informasi inventory sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna berdasarkan hasil pengujian yang sudah dilakukan dan bisa menjadi rujukan dalam pengembangan sistem informasi yang lebih lanjut.