Gambaran Cyberbullying Pada Remaja di Smp N 2 Gamping Sleman Yogyakarta

Latar Belakang: Cyberbullying merupakan bentuk kekerasan anak atau remaja melalui media online atau media sosial. Komisi Perlindungan Anak Insdonesia (KPAI) melaporkan jumlah pengaduan kekerasan pada ianak dalam jangka waktu 9 tahun sejak 2011-2019 terdapat 37.381 gugatan. Cyberbullying dapat memberikan dampak yang berpengaruh terhadap emosi dan psikologis remaja.
Tujuan: Mengetahui gambaran cyberbullying pada Remaja di SMP N 2 Gamping Sleman Yogyakarta
Metode: Penelitian deskriptif kuantitatif dengan rancangan crosessectional. Sampel peneliti terdiri dari 106 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data menggunakan kuesioner cyberbullying yang memiliki 3
dimensi, yaitu antecedent terencana cyberbullying, behavior cyberbullying dan consquence cyberbullying yang telah valid dan reliabel. Analisis data menggunakan univariat.
Hasil: Hasil penelitian menyampaikan bahwa rata-rata usia di SMP N 2 Gamping Sleman Yogyakarta di kelas VII adalah 14 tahun, jenis kelamin responden didominasi perempuan sebesar (62,3%), rata-rata pendidikan terakhir orang tua adalah SMA sebesar (55,8%), dan rata-rata status tempat tinggalnya di desa sebesar (70,8%). Cyberbullying pada dimensi Antecedent terencana cyberbullying yang meliputi karakteristik kepribadian strain dan peran intraksi orang tua torgolong
rendah. Seluruh bentuk-bentuk cyberbullying pernah diterima oleh responden, namun dari 7 bentuk cyberbullying yang paling tinggi yaitu flaming sebesar (58,5%) dan hasrassment sebesar (72,6%). Dampak cyberbullying pada responden, yaitu cemas dan mengurangi tingkat self-esteem namun tergolong rendah.
Kesimpulan: Seluruh responden penelitian pada Remaja di SMP N 2 Gamping Sleman Yogyakarta pernah melakukan dan menerima tindakan cyberbullying dan mayoritas masuk dalam cyberbullying tingkat rendah. Bentuk cyberbullying terbanyak dilakukan adalah flaming dan hasrassment.