Hubungan Religiusitas dengan Kecenderungan Perilaku Self-Injury Pada Mahasiswa S1 Keperawatan di Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Latar Belakang: Mahasiswa mengalami banyak perubahan termasuk religiusitas. Dampak religiusitas yang rendah ialah koping religius negatif seperti kecenderungan perilaku self-injury. Di Indonesia terdapat 73,6% mahasiswa masih melakukan self-injury dalam satu tahun terakhir.
Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan religiusitas dengan kecenderungan perilaku self-injury pada mahasiswa S1 keperawatan.
Metode Penelitian: Metode penelitian ini kuantitatif non-eksperimen, dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan tekhnik stratified random sampling dengan jumlah sampel 88 mahasiswa. Kriteria inklusi mahasiswa S1 keperawatan Univeristas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta yang tidak mengalami gangguan mental berat. Alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner Centrality of Religious Scale (CRS-15) dan Self-Harm Inventory (SHI). Analisis data menggunakan Uji Fisher.
Hasil Penelitian: Religiusitas pada responden sebagian besar berada pada kategori tinggi sebesar 93,2% dan sebagian besar responden tidak memiliki kecenderungan perilaku self-injury sebesar 86,4%. Hasil Uji Fisher diketahui nilai p-value 0,000 < 0,05.
Kesimpulan: Terdapat hubungan negatif antara religiusitas dengan kecenderungan perilaku self-injury pada mahasiswa S1 keperawatan, yang artinya semakin tinggi tingkat religiusitas maka semakin rendah kecenderungan perilaku self-injury, begitupun sebaliknya.