Evaluasi Penggunaan Obat Rasional Berdasarkan Indikator Peresepan Dan Komplementer World Health Organization Di Puskesmas Godean I

Latar Belakang: Penggunaan obat rasional adalah penggunaan obat yang tepat sesuai kebutuhan medis dan kondisi pasien. Penggunaan obat yang tidak rasional menjadi masalah di seluruh dunia. WHO memprediksi lebih dari setengah obat yang
diresepkan digunakan tidak tepat, yang dapat menyebabkan interaksi obat, peningkatan biaya, resistensi antibiotik, serta membahayakan pasien. Evaluasi penggunaan obat rasional di fasilitas kesehatan penting untuk meningkatkan kualitas kesehatan dalam upaya pencegahan, mengobati penyakit, dan dapat meningkatkan kepercayaan pasien terhadap kualitas pelayanan kesehatan.
Tujuan: Mengetahui penggunaan obat rasional berdasarkan indikator WHO di Puskesmas Godean I pada tahun 2023.
Metode penelitian: Penelitian observasional deskriptif dengan data retrospektif dari 100 lembar resep pasien rawat jalan di Puskesmas Godean I menggunakan teknik proposional sampling dengan analisa data univariat. Evaluasi pada penelitian ini menggunakan indikator peresepan dan komplementer WHO.
Hasil penelitian: Sebagian besar pasien di Puskesmas Godean I adalah perempuan (64%), berusia 46-65 tahun (30%), dan menggunakan BPJS (69%). Hipertensi adalah diagnosis penyakit terbanyak (23%). Obat yang paling sering diresepkan adalah vitamin dan mineral (25,09%). Hasil penelitian berdasarkan rerata item obat tiap lembar resep (2,91 item obat), persentase penggunaan obat generik (99,31%), persentase lembar resep tercantum antibiotik (15%), dan persentase lembar resep tercantum antibiotik injeksi (0%), dan persentase peresepan obat sesuai Formularium Nasional (98,96%), rerata biaya obat tiap lembar resep adalah Rp
4.587, dan 14,67% biaya digunakan untuk antibiotik.
Kesimpulan: Penggunaan obat di Puskesmas Godean I masih belum sepenuhnya rasional berdasarkant indikator WHO, khususnya rerata item obat tiap resep dan peresepan obat berdasarkan Formularium Nasional.