Hubungan Faktor Risiko Dengan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Latar Belakang: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa dari semua bayi yang lahir di seluruh dunia sekitar 15-20% memiliki berat badan yang rendah saat lahir. Kematian bayi di Indonesia pada tahun 2020 mencapai Angka 17,6 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Penyebab utamanya adalah berat badan lahir rendah, yang menyumbang 35,15% dari total kematian bayi. Prevalensi BBLR di DIY pada tahun 2019 mencapai 5,7%, pada tahun 2020 mencapai 6,12% dan pada tahun 2021 mencapai 5,71% (Dinas Kesehatan DIY, 2022).
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan faktor risiko dengan kejadian berat bayi lahir rendah di RSUD panembahan senopati Bantul.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain survey analitik dengan pendekatan cross sectional (potong lintang) menggunakan data dari catatan medik. Populasi penelitian 216 kasus BBLR, sampel 68 kasus BBLR dengan analisis univariat dan bivariat dengan analisis chi square.
Hasil: Mayoritas berat bayi kategori bblr sebanyak 67 bayi, 43 ibu memiliki IMT overweight, 46 ibu memiliki umur tidak berisiko, 41 ibu merupakan multipara, jarak kehamilan ideal sebanyak 39, 51 ibu merupakan tidak anemia, dan 64 ibu memiliki kehamilan tunggal. Hasil statistik status gizi, umur, paritas, jarak kehamilan dan anemia dengan kejadian BBLR dengan p value = > 0,05 dan hasil statistik kehamilan ganda dengan kejadian BBLR dengan nilai p value = 0,000.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara faktor risiko dilihat dari status gizi, umur, paritas, jarak kehamilan dan anemia dengan kejadian BBLR. Ada hubungan antara faktor risiko dilihat dari kehamilan ganda dengan kejadian BBLR.