Hubungan Status Sosial Ekonomi Terhadap Kejadian Stunting di Desa Ngalang Gunungkidul

Latar Belakang: Stunting adalah bentuk gizi buruk anak yang paling umum di seluruh dunia, yang mempengaruhi 161 juta anak berusia 0 hingga 5 tahun. Salah satu cara untuk melihat kondisi kesehatan masyarakat secara umum adalah melalui kondisi status sosial ekonomi di dalam kelompok tersebut. Kondisi status sosial ekonomi setiap kelompok di dalam masyarakat sendiri ditentukan oleh tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah anggota, dan jumlah anak.
Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan status sosial ekonomi dengan kejadian stunting di Desa Ngalang Gunungkidul.
Metode: Desain penelitian ini cross sectional dengan populasi 85 orang tua dari balita usia 0-60 bulan dengan kondisi stunting. Teknik sampling yang digunakan yaitu Purposive Sampling dengan metode slovin sehingga jumlah sampel sebanyak 46 orang tua dan balita stunting yang memenuhi kriteria inklusi. Data dianalisis menggunakan uji Spearman’s rho.
Hasil: Hasil penelitian dengan uji Spearman’s rho diperoleh banyak anggota dalam keluarga p=0,019, banyak anak diasuh keluarga p=0,010, pendidikan ayah p=0,058, pendidikan ibu p=0,025, pekerjaan ayah p=0,021, pekerjaan ibu p=0,070, dan
pendapatan per bulan keluarga p=0,023.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara banyak anggota dalam keluarga, banyak anak diasuh dalam keluarga, status pendidikan ibu, pekerjaan ayah dan pendapatan diperoleh per bulan keluarga terhadap kondisi balita stunting. Namun tidak terdapat hubungan status pendidikan ayah dan pekerjaan ibu terhadap balita stunting di Desa Ngalang Gunungkidul.