Hubungan Anemia Pada Ibu Hamil Dengan Kejadian Stunting Pada Balita Di Puskesmas Minggir

Latar Belakang: Menurut World Health Organization pada tahun 2021, Tingkat kejadian stunting secara global mencapai 22% tahun 2020. Eritrea yang terletak di Afrika bagian timur laut (49,1%) dan Timor Leste (48,8%) adalah dua negara dengan prevalensi tertinggi pada periode tersebut. Berdasarkan data dari Survei Kondisi Nutrisi Indonesia tahun 2023, angka kejadian stunting di Indonesia menunjukkan penurunan dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6% pada tahun 2022, dengan harapan penurunan lebih lanjut menjadi 17,8% pada tahun yang akan datang 2023.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara anemia pada ibu hamil dengan stunting pada balita.
Metode: Penelitian ini berjenis observasional analitik dengan menggunakan desain penelitian kohort retrospektif dalam mengkaji korelasi antara efek tertentu dengan risiko tertentu. Waktu penelitian dilakukan pada bulan juni 2024. Populasi pada penelitian ini adalah balita yang diketahui stunting di wilayah kerja Puskesmas Minggir sebanyak 89 balita. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik Non-Probality Sampling yaitu total sampling. Analisis data bivariat menggunakan uji chi-square dan uji odds ratio.
Hasil penelitian: Dari hasil penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara anemia pada ibu hamil dengan kejadian stunting pada balita di Puskesmas Minggir dengan dengan nilai p-value = 0,042 dan OR 3,077.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara anemia pada ibu hamil dengan kejadian stunting pada balita di puskesmas minggir yakni sesuai dengan analisis hubungan tersebut menghasilkan nilai p-value <0,05 yaitu 0,041 di Puskesmas Minggir ibu dengan riwayat anemia dalam kehamilan memiliki peluang 3 kali lebih tinggi mempunyai anak stunting, yakni berdasarkan hasil OR = 3,077.