Gambaran Psychological Well Being pada Anak yang Berhadapan dengan Hukum yang Orangtuanya Bercerai di BPRSR Yogyakarta

Anak-anak yang memiliki konflik hukum salah satunya adalah remaja yang melakukan kenakalan atau kenakalan remaja. Fenomena kenakalan remaja atau juveline delinquency tidak hanya narkoba dan pelanggaran kriminal saja. Salah satu faktor penyebab kenakalan remaja ada perceraian orangtua. Anak yang melakukan kenakalan remaja Psychological Well Being-nya tidak baik dan cenderung tidak dapat terpenuhi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran Psychological Well Being berdasarkan dimensi menurut Ryff pada Anak dengan Bantuan Hukum (ABH) yang orantuanya bercerai di BPRSR Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data dikumpulkan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis deskriptif. Partsipan berjumlah dua orang berjenis kelamin laki-laki, merupakan remaja berstatus ABH di BPRSR, dan orantuanya bercerai. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa ABH yang orangtuanya bercerai memiliki psychological well being yang cenderung baik, selain karena beberapa dimensi dari PWB dapat terpenuhi, hal lainnya dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor dukungan sosial, interaksi sosial, dan
religiusitas.