Hubungan Kontrol Diri Dengan School Well-Being Pada Siswa SMPN 2 Turi Yogyakarta

Latar Belakang : Masa remaja merupakan masa dimana perkembangan sosioemosional berkembangan dengan tinggi dan dapat menimbulkan masalah perilaku negatif seperti agresif, impulsif, gangguan perhatian atau penurunan konsentrasi. Perilaku negatif tersebut dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang mengganggu kesejahteraan sekolah (school well-being) karena school well-being ditandai dengan hubungan interpersonal yang baik serta tidak adanya masalah perilaku pada siswa. Perilaku negatif dapat dibatasi dengan kontrol diri yang baik. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melihat hubungan antara kontrol diri dengan school well-being.
Tujuan : Mengetahui keeratan hubungan tingkat kontrol diri dengan school wellbeing pada siswa SMPN 2 Turi.
Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dengan sampel berjumlah 107 responden yang dipilih dengan kriteria inklusi siswa yang tinggal seatap dengan orangtua (ayah dan ibu atau ayah/ibu) dan kriteria eksklusi siswa yang pernah tinggal kelas karena nilai dibawah KKM, mengkonsumsi NAPZA, memiliki diagnosa gangguan mental dan yang tidak hadir saat penelitian. Alat ukur yang digunakan adalah angket kuesioner kontrol diri dan school well-being. Analisa data yang dilakukan yaitu uji antara dua variabel menggunakan uji pearson.
Hasil : Uji pearson diperoleh nilai korelasi sebesar 0.707 dan signifikansi p=0.000 (p<0.05).
Kesimpulan : Ada hubungan kuat yang bermakna antara kontrol diri dengan school well-being. Dimana siswa dengan kontrol diri yang tinggi juga akan memiliki school well-being yang tinggi.