Hubungan Frekuensi Konsumsi Teh dan Kopi dengan Gejala Anemia pada Remaja Putri di SMA Negeri 1 Godean

Latar Belakang : Anemia adalah kondisi medis tubuh yang mengalami penurunan sel darah merah yang masuk ke dalam rentang di bawah normal akibat kekurangan zat besi. Prevalensi anemia di Kabupaten Sleman mengalami peningkatan di tahun 2018 sebanyak 10,26%. Saat memasuki usia remaja, perubahan gaya hidup sering terjadi salah satunya kebiasaan mengkonsumsi teh dan kopi yang mengandung zat penghambat penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga dapat berpengaruh terhadap kesehatan seperti anemia.
Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan frekuensi konsumsi teh dan kopi dengan gejala anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Godean.
Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif dengan metode cross sectional. Sampel berjumlah 58 responden dengan teknik sampel purposive sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner frekuensi konsumsi teh dan kopi serta kuesioner gejala anemia. Analisis data menggunakan uji somers’d.
Hasil : Mayoritas responden yaitu sebanyak 56 responden (96,6%) memiliki frekuensi konsumsi teh dan kopi dalam kategori normal (1-2 kali/hari) dan 38 responden (65,5%) masuk dalam kategori non suspek anemia. Berdasarkan hasil
analisis uji somers’d didapatkan nilai p= 0,149 yang menunjukkan tidak ada hubungan antara frekuensi konsumsi teh dan kopi dengan gejala anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Godean.
Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara frekuensi konsumsi teh dan kopi dengan gejala anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Godean.