Perbedaan Problem Solving Mahasiswa Yang Berorganisasi Dan Tidak Berorganisasi Di Fakultas Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

Latar Belakang: Masalah merupakan kendala atau keadaan tidak sesuai harapan yang dihadapi mahasiswa mulai dari masalah psikologis, kognitif dan fisik. Masalah meningkat ketika mahasiswa aktif berorganisasi dan kegiatan kemahasiswaan. Kemampuan problem solving menjadi solusi untuk menyelesaikan
permasalahan mahasiswa. Mahasiswa dalam menyikapi dan menerapkan problem solving terhadap suatu masalah terjadi perbedaan antara mahasiswa berorganisasi dan tidak berorganisasi.
Tujuan: Mengetahui perbedaan tingkat problem solving mahasiswa yang berorganisasi dan tidak berorganisasi.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain komparatif dan pengambilan sampel memakai teknik Proportionate Stratified Random Sampling dengan kriteria inklusi mahasiswa berorganisasi dan tidak berorganisasi semester 2 dan 4 dengan jumlah sampel 122 yang setiap kelompok 61 sampel. Penelitian memakai kuesioner aspek problem solving Heppner Peterson. Analisa data dengan univariat dan bivariat menggunakan Mann Whitney.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan tingkat problem solving mahasiswa berorganisasi dan tidak berorganisasi mayoritas tingkat sedang sebanyak 45 orang (73,8%) dan 42 orang (68,9%). Hasil analisis uji Mann Whitney diperoleh nilai pvalue 0.030 (<0.05).
Kesimpulan: Terdapat perbedaan tingkat problem solving mahasiswa yang berorganisasi dan tidak berorganisasi di Fakultas Kesehatan Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.