Gambaran Beban Kerja Implementasi Rekam Medis elektronik Petugas Di RSUD Nyi Ageng Serang

Latar Belakang: Pada proses migrasi beban kerja antara rekam medis manual ke elektronik menimbulkan dampak bagi penggunanya. beban kerja yang berlebihan dapat menimbulkan dampak buruk bagi petugas seperti kelelahan fisik, stres kerja, dan mental. Hal ini akan mengurangi kualitas dalam pelayanan di rumah sakit, sebagai institusi yang melakukan pelayanan selama 24 jam sangat penting bagi rumah sakit untuk selalu memperhatikan keselamatan dan kesehatan tenaga medis maupun non medis
Tujuan Penelitian: Mengukur beban kerja sesudah implementasi rekam medis elektronik petugas Rekam Medis dengan metode NASA TLX.
Metode Penelitian: Metode deskriptif kuantitatif merupakan metode yang digunakan dalam penelitian sehingga dapat menghasilkan, fenomena yang dapat diamati dengan menggunakan angka-angka.
Hasil Penelitian: Pada hasil rekapitulasi pembobotan dan rating beban kerja pada aspek kebutuhan mental memiliki bobot 14% dan rating 16%, kebutuhan fisik bobot 13% dan rating 16%, kebutuhan waktu bobot 18% dan rating 17%, performansi bobot 22% dan rating 20%, tingkat usaha bobot 21% dan rating 18%, serta tingkat frustasi bobot 12% dan rating 13%. Jadi dapat disimpulkan bahwa beban kerja yang
paling tinggi yaitu terletak pada aspek performansi dan yang paling rendah yaitu terdapat pada aspek tingkat frustasi. Sedangkan pada hasil rekapitulasi untuk skor akhir menunjukan bahwa beban kerja petugas lebih dominan masuk dalam kategori rendah dengan persentase 30% dan paling sedikit masuk dalam kategori tinggi yaitu 13%. Selanjutnya pada tabel tabulasi antara jenis kelamin,usia dan bidang pekerjaan ketiga kategori tersebut yang paling dominan masuk dalam kategori rendah dengan presentase 30,0% dan paling sedikit masuk dalam kategori sangat tinggi dan tinggi yaitu 16,7%
Kesimpulan: Beban Kerja yang ada di RSUD Nyi Ageng Serang lebih yang dirasakan oleh petugas lebih dominan masuk dalam kategori rendah.