Hubungan Kecerdasan Emosi Dan Self-Efficacy Pada Sarjana Fresh Graduate

Setelah lulus dari perkuliahan, sarjana fresh graduate umumnya akan memulai fase transisi kehidupan. Para sarjana fresh graduate memiliki harapan dapat bekerja sesuai dengan bidang dan keahlian yang ia miliki. Namun, harapan tersebut tidak selalu menjadi kenyataan, realitanya lulusan sarjana fresh graduate sulit mendapatkan pekerjaan. Kurangnya keyakinan diri dan sulitnya mengontrol kecerdasan emosi pada sarjana fresh graduate setelah lulus, berakibat pada ketidaksiapan menghadapi dunia kerja. Tingginya persaingan antara para pencari kerja serta minimnya pengalaman yang dimiliki seorang sarjana fresh graduate dengan para pencari kerja lainnya membuat sarjana fresh graduate tidak memiliki
keyakinan diri yang tinggi. Sehingga, menyebabkan kecerdasan emosi para sarjana fresh graduate tidak terkontrol dengan baik. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosi dengan self-efficacy pada
sarjana fresh graduate. Subjek pada penelitian ini adalah 64 sarjana fresh graduate perempuan atau laki-laki. Menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Alat pengumpulan data menggunakan skala kecerdasan emosi berdasarkan aspek kecerdasan emosi menurut Goleman (2000) dan skala self-efficacy berdasarkan aspek Bandura (Hambawany, 2007). Uji
normalitas, uji linieritas, dan uji hipotesis asosiatif. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis spearman rho yang diuji dengan menggunakan SPSS 23 for windows. Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel kecerdasan emosi tidak berkolerasi dan tidak signifikan dengan self-efficacy (r = 0,087, p = 0,492). Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini ditolak, tidak terdapat hubungan antara kecerdasan emosi dengan self-efficacy.